Between Two Worlds

I haven't been expressing myself for quite awhile now..
Not in a public network at least..



After all this time, I've been picturing myself thinking.. At what point in history that I have been stuck in this kind of life. Well, stuck may not be the proper word to use. To put it in a different way. It's like you've been traveling in a foreign land. Exploring, trying out different things along the journey.. And everything you did came out of pure intention to learn.. Finding one strength and talents to benefit others.. And then suddenly he found himself in a place where he had never been before. Took a short break and started questioning himself.. How, when, or why exactly that I am here in this particular place, and this particular time right now..

I've came a long way.. Memories of mine which is best not remembered.. When all the grudge will just come hunting me again.. How I wish I could erase it all.. Until I came to learn again from A to Z for what is right and wrong in life.. To explore things back to basic.. Until I came to a point that I was able to lead a group of student society.. The feeling of self-fulfillment that I was someone and able to contribute something.. I miss being a student representative.. Saying this after all I said that I was so eagerly wanting to drop it.

Between two worlds is where I need to choose. Between keep on moving forward, or just be satisfy with what I have.. 4th year Medical Student, Alexandria University. I decided to decline any post offered to me in the student organization. Life after being a student representative begins. Sort of awkward at first, but I learned to live a life as a normal student again. No more meeting to attend, no more announcement or speech to make up front. No more virtue to think of. To more projects to lead.. Not in the student organization at least. I was offered chairman of Alex Medical Team and decided kindly to decline it.. It's not like I've been less busier without post. It's just that do not want to work with ranks anymore.. I wish to work in the shadow where nobody would know the things I do. The honour will come from me alone and few other who chose to walk the same path as mine. We share the same ambitions with a way that is a little bit different from others but nevertheless, much needed.

No longer a figure, as for now, I have fully commited myself in 'tarbiah' and 'dakwah'. Two words that had been a stranger to me before.. A different field but way more challenging and dry. I have loss everything.. But at the same time I have also gain everything.. But then again, it has been almost 3 years for me to be involved in it. Am I really worth it to carry the title of a 'daie'. Not too far from now, I will hold the title of 'Naqib'. Someone that will guide someone's live hand to hand. But as for who I am, I know I can't be one just yet. And rightly so, I am not given the responsibility to be one yet.

If I had wanted so, then long that I had volunteered and registered my name to be one with the present student society. But what kind of 'Murabbi' will I be from there. When I can't even give up on movies, video games, and leave all sort of 'jahiliyyah' running inside me, then what would the product of the people under my responsibilities be??

However, I know to be perfect is not obligatory to carry out 'dakwah'. That is the reason that we are in need of 'tarbhiah' or self-building in the first place. Simply for me, to entitle myself as 'Naqib'... then that calls for greater personal. Because we will be playing with hearts. Playing with people's emotions. Between repentance and ignorance. And we would not want to nurture somebody just to a point where he can be call a good person. We would want him to reach a level where he can work and contribute to the good of the society. And this can never be achieved by somebody who is stuck with things that do not merit and somebody who is constantly draining in his sins..



3 years long it had been since I have surrendered myself to be build and improved by 'tarbiah'. It has taken me far. The only thing left to ponder is can I take myself further in its way. I have seen the outcome of it in many others before me. When one does not even bother himself in unrewarding entertainments. One who is able to lower his gaze in front of a women. One who only speaks of reasons and rationality while putting his emotions aside. One who speaks only for the good of others without priorities. One who keep his daily deeds high and clean. Ono who is trained physically, spiritually, and intellectually. These individual commit everything in the way of 'tarbhiah' and 'dakwah'. I read about these people.. And some are even in front of me. Can I be a similar person? Can I live the same way of living? Can I reach that sort of level? Where doubts would always wonder and whisper in my mind.. It's almost like I do not believe in myself enough. For someone who have commit many crime and hurt many feelings..

Between two worlds.. I am at a pit stop. Should I freshen up and continue racing. Or climb up my machine and resist driving....................

Hargai Ia Sementara Masih Ada

Assalamualaikum…
Kehadapan ustaz yg saya hormati…saya tidak tahu..di mana ingin saya mulakan bicara ini… tetapi saya mesti menceritakan kisah ini pada ustaz supaya hati saya tenang dan mungkin dapat meredakan rasa berdosa saya selama ini…ustaz mungkin tidak kenal saya namun saya mengenali ustaz..tak mengapalah kalau ustaz tak kenal saya pun… Ustaz saya merupakan seorang lelaki yang mempunyai memori kehidupan lampau yg cukup menyedihkan.. Harap ustaz tidak bosan mendengarnya..

Saya merupakan seorang suami kepada seorang isteri yg amat baik dan setia.namun ustaz..,saya tidak pernah menghargai kasih dan sayangnya yang dicurahkan kepada saya kerana pada waktu itu mata hati saya terlalu buta untuk membezakan yang mana kaca dan permata. Ustaz saya telah berkahwin dengan seorang wanita yang pada asalnya tidak saya cintai.dia seorang yang sederhana pada segi paras rupanya.,seorang yang tidak pandai bergaya.,tetapi kuat pegangan agamanya..,bertudung labuh,bersopan santun..,baik budi bahasanya.,Untuk pengetahuan ustaz perkahwinan kami ini segala-galanya diaturkan oleh keluarga dalam keadaan saya masih belum bersedia.

Ustaz terus terang saya katakan yang saya sudahpun mempunyai teman wanita yg jauh lebih cantik daripada isteri saya dan kami amat menyintai antara satu sama lain..cumanya saya akui teman wanita saya ini agak sosial sedikit dan tidak menutup aurat.Ustaz, selepas berkahwin dengan isteri saya itu jiwa saya menjadi kacau dan keliru.saya amat marah kepada isteri saya.kerana pada anggapan saya kerana dialah saya tidak dapat bersama kekasih saya yg amat saya cintai itu. Ustaz sepanjang kehidupan kami.,saya selalu sahaja mencari jalan untuk menyakitkan hatinya.dengan harapan kami akan bercerai setelah dia tak tahan dengan kerenah saya.,namun rupanya ustaz…isteri saya ini adalah wanita yang penyabar.pernah saya tidak balik ke rumah..dengan tujuan isteri saya akan membenci saya.tetapi selama mana lambat sekalipun saya balik.,dia akan tunggu saya dan bila saya masuk ke dalam rumah.dia menyambutnya dengan mesra dan bertanya:“Abang dah makan…? Nak saya panaskan lauk dan hidangkan makanan?”

Ustaz… pernah suatu hari saya menampar mukanya.apabila dia bertanya pada saya…”Abang dah solat?…abang tak pernah solat ke? Paannggg..!!satu tamparan kuat saya berikan di pipinya.perasaan geram.,marah., dan rasa terhina bercampur ego yg menggila…Bengkak pipinya., dia menangis terisak-isak.saya ingatkan mungkin dia akan membenci saya..tetapi rupa-rupanya…..dia bersabar dan melayan saya sebagai suaminya.

Ustaz pernah suatu hari.,dia ingin bermanja dengan saya,membawa sepinggan nasi goreng yang digoreng untuk saya.pada masa itu saya sedang berbual mesra dengan kekasih saya di dalam handphone..ketika dia ingin menyuapkan nasi kemulut saya,saya tolak pinggan sehingga jatuh berkecai bersama nasi goreng yang digoreng khas untuk saya., dengan linangan air mata dia mengutip setiap butiran nasi goreng yang berhamburan ke lantai…

Ustaz saya bertambah lupa daratan…saya habiskan masa berhibur dan berlibur dengan kawan-kawan di luar dengan harapan isteri saya akan lebih sakit hati dan meninggalkan saya rupanya dia tetap tabah dan bersabar..pernah juga saya menendang badannya kerana dia menasihati saya supaya tidak mencari hiburan dengan jalan yang dimurkai Allah. Ustaz….pernah suatu ketika apabila keluarganya datang bertanyakan khabar dia kata dia amat bahagia bersama saya…tapi sebenarnya hanya saya yang tahu dia berbohong.

Ustaz suatu hari saya telah diberikan balasan oleh Allah.dan saya kira itu adalah balasan apabila saya terlibat dengan kemalangan…tulang paha saya patah dan dan sememangnya saya tidak berdaya utk bangun.hampir lima bulan saya terbaring tidak berdaya..,ketika itulah isteri saya menjaga saya dengan setia sekali.berak kencing saya dia tadahkan dia basuhkan tanpa ada rungutan atau perasaan genyi mahupun geli.Dialah yang memandikan saya…menggosok badan saya dan memakaikan pakaian utk saya..bila saya mengerang sakit kerana kaki yang bengkak di tengah malam berdenyut-denyut sakitnya dialah yang bangun dalam keadaan mengantuk dan terhoyong hayang kerana tidak cukup tidur..dia datang kepada saya dan menyapukan ubat krim dan memberi saya ubat penahan sakit sehingga saya rasa lega dan tertidur..tetapi isteri saya tidak tidur hingga ke pagi.., risau saya mengerang kesakitan lagi.

Ustaz isteri sayalah yang menyuapkan saya makan., dia sendiri tidak akan makan melainkan setelah saya kenyang.dia akan membuatkan makanan dan minuman mengikut kehendak dan selera saya. Bila saya kenangkan kembali.,sewaktu saya terlantar sakit tiada siapa pun dari teman-teman yang setia berjoli dengan saya dahulu datang menghulurkan bantuan apatah lagi melawat.kekasih saya..lagi lah..apabila dapat tahu saya kemalangan dan tidak boleh bangun dia tidak mahu lagi menghubungi saya malah meminta hubungan kami diputuskan..kononnya saya suami orang..huhu..

Sekarang baru dia kata saya suami orang.dulu.,dialah yang menghasut dan memberikan harapan pada saya untuk membenci isteri saya..ketika itu barulah saya sedar betapa besarnya kesilapan dan dosa yang telah saya lakukan.Ustaz…..saya…kasar..kejam dan zalim kepada isteri yg menyayangi saya.besarnya dosa saya.,amat menyesal rasanya.

Ustaz….ketika saya boleh berjalan sedikit demi sedikit dan saya beransur pulih.,isteri saya jatuh sakit.badannya menjadi kurus kering.,tiada selera makan..,terbaring..tak bermaya..kata doktor yang merawatnya isteri saya jadi begitu kerana terlalu letih dan susah hati….hati saya menjadi sebak kerana saya tahu sayalah puncanya. Ustaz kesihatan isteri saya makin teruk..mukanya makin pucat…tetapi dia tetap senyum.saya menangis sepuas-puasnya memohon ampun dan maaf di atas kejahatan yg pernah saya lakukan terhadapnya.dia hanya tenang dan menjawab dia telah lama maafkan saya….”Abang saya dah lama maafkan abang…saya sayangkan abang”.berderai airmata saya hancur hati saya.,pilu bercampur sebak yang amat sangat diikuti dengan perasaan menyesal. Ustaz selepas itu isteri saya di masukkan ke dalam wad kecemasan.,saya menjaganya setiap hari.saya belai rambutnya saya kucup dahinya…sambil airmata ini tidak berhenti—henti mengalir.

”Jangan menangis bang….bukan salah abang…..mungkin saya ni yang tidak pandai mengambil hati abang…” Berdentum….seolah-olah hati saya disambar halilintar…saya menangis lagi sehingga keluarga yang datang melawat terpaksa menenangkan saya..malah ada yang memuji saya kerana beranggapan saya suami yang amat menyayangi isteri…ternyata pujian itu bagaikan sumpahan utk saya.

Ustaz…..isteri saya ada berkata.,dia meminta maaf kerana tidak dapat melahirkan zuriat untuk saya kerana masanya utk menghadap ilahi semakin hampir.saya meraung..merayu kepadanya agar tidak meninggalkan saya.tapi katanya.,setiap yang hidup pasti akan mati dan dia meminta saya menjaga diri baik-baik kerana dia tidak boleh lagi menjaga saya.ustaz..saya menangis …sehingga saya menjadi lemah apabila dia mengucapkan kata kata terakhir itu. Ustaz…tepat jam 3.00 ptg setelah dua minggu berada di hospital…isteri saya telah pergi meninggalkan saya selama-lamanya..dengan bebanan dosa dan jutaan kesalan yang menerjah hati ini saya meraung semahu-mahunya….menyesal di atas kekasaran yg pernah saya lakukan.

Ustaz jiwa saya tak tenteram…apakah Allah akan mengampunkan dosa saya ini…? apakah kekasaran dan kejahatan serta layanan buruk saya kepada isteri akan diampunkan Allah….tolonglah ustaz saya amat menderita…..jiwa saya terseksa… Mungkin ini hukuman yang patut saya terima.Masih terngiang di telinga saya pesanan akhir isteri saya.. ”abang…jagalah diri baik-baik….jangan lupa tunaikan solat..,berbuat baik..,takutlah kepada Allah….dan jika bertemu dengan insan bernama isteri….jangan berkasar dengannya sayangilah dirinya.”

Ustaz sebelum isteri saya menghembuskan nafas terakhir…dia ada meninggalkan satu nota dan sebuah lagu untuk saya dengar dan hayati.lagu itu adalah harapan yang dia impikan dari saya tetapi tidak sempat dia nikmati..kasih sayang yang terkandung dalam lagu itu dia harapkan dari saya….

Di dalam nota itu dia menulis “Abang..dengarlah lagu ini dan ingatlah saya selalu…Dahulu…saya senantiasa menanti abang pulang ke rumah…Saya teringin sangat nak makan bersama abang…..mendengar cerita abang….menyambut abang pulang dari kerja….bergurau dan bermanja dengan abang…..memeluk abang ketika tidur…..tetapi semuanya mungkin tidak sempat bagi saya…jaga diri…sayang abang….selamanya.”

Ustaz..saya harap ustaz tak marah saya meluahkan perasaan begini panjang pada ustaz….kerana inilah pesan isteri saya sekiranya saya merasa terlalu sedih…ceritakanlah pada ustaz dia tahulah apa nak buat utk tenangkan abang… Ustaz….saya harap cerita saya ini dijadikan teladan bagi mereka yg bergelar suami….sayangilah isteri anda….selama mana anda berpeluang utk berbuat begitu…janganlah terjerumus dengan kesilapan yg saya lakukan…pasti anda akan menyesal tak sudah… Terima kasih ustaz….doakan saya……

************************************************************************************************************************************

Sedih dan sebak bila baca luahan perasaan hamba Allah ini….memang saya banyak beri ceramah motivasi dan mendengar banyak masalah masyarakat yg dihantar pada saya dan inilah yang paling sedih.yg pernah saya baca… tambahan pula lagu yg telah ditujukan isterinya itu bila dengar bertambah sebak…..dengarkanlah senikatanya…….tapi tak boleh upload lagu tu dibawah copyright.. Pesanan dari saya: kita cuma akan menghargai sesuatu bila kita dah kehilangannya..hargailah ia sementara masih ada….Semoga roh isterinya ditempatkan dalam kalangan orang yang beriman, sungguh berbahagia penduduk langit menyambut kehadiran isteri solehah sepertinya..Semoga si suami itu mendapat ketenangan sakinah yang ia cari selepas ini..amiin ya Rabbi..

Artikel di atas adalah kiriman Us Sharipudin A Kadir ke ISMA YDP-Net
Ustaz Halim
www.inijalanku.wp.com